Membuat Fungisida Dan Bakterisida Organik
Selain akibat hama, organisme penganggu tanaman yang seringkali menggagalkan pertanian adalah jamur dan bakteri penyebab penyakit pada tanaman. Bakteri dan jamur penyebab. Penyakit ini sangat berbahaya karena penularannya yang dapat melalui air, angin maupun embun selain melalui kontak langsung antar tanaman ataupun dengan perantaraan aneka makhluk hidup. Oleh karenya pengamatan musim atau cuaca serta ketelitian petani menjadi sangat penting.
Manfaat bagi Petani :
- Petani mampu mengenal gejala dini serangan jamur maupun bakteri
- Petani mampu memahami dan dapat mengembangkan aneka sumberdaya hayati untuk fungisida maupun bakterisida
- Petani paham dan trampil membuat aneka formula fungisida dan bakterisida
- Ketika tanaman di lahan tiba-tiba menjadi layu dan cepat menular maka patut diduga bahwa tanaman tersebut terkena penyakit akibat jamur ataupun bakteri melalui akarnya. Ketika yang layu hanya sebagian dari batang tubuh tanaman maka bisa jadi disebabkan oleh hama atau penyakit. Kondisi tersebut seringkali membuat petani panik untuk langsung disemprot dengan pestisida tanpa mengamati terlebih dahulu penyebab nyatanya, yang akibatnya hanya membuang biaya. Bahkan akibat air semprotan tersebut malahan menyebabkan penularan yang lebih cepat.
- Gejala umum tersebut biasanya kemudian diikuti dengan busuk akar atau sebagian organ. Setelah beberapa hari baru tercium bau busuk tanaman (gejala serangan bakteri) atau tanaman kering dan tumbuh benang-benang jamur atau bahkan badan sporanya (gejala serangan jamur).
- Penanganan dini yang perlu dilakukan adalah segera membakar atau memendam tanaman yang mati tersebut jauh dibawah daerah perakaran atau bahkan di luar lokasi pertaniannya serta kemudian segera melakukan pengendalian atau pencegahan pada tanaman yang belum terserang dengan fungisida atau bakterisida. Pencegahan dini biasa dilakukan dengan penebaran jenis jamur antagonis atau jamur penyubur yang dapat menggusur atau mencegah perkembangbiakan jamur penyebab penyakit tanaman.
- Fungsi Fungisida adalah untuk membasmi jamur yang menyerang tanaman baik pada akar, batang ataupun daun. Sedangkan bakterisida adalah pembunuh bakteri penyebab penyakit busuk bagian tanaman. Serangan jamur dan bakteri ini biasanya terjadi karena tanah yang terlalu basah, terlalu asam, ataupun luka tanaman akibat gesekan-himpitan-goresan. Berbagai tanaman yang sering diserang jamur adalah tomat, cabe, dan kentang ataupun tanaman lain.
Beberapa formula pengendalian jamur dan bakteri penyebab penyakit tanaman tersebut adalah sebagai berikut :
Pengendalian dengan Tetumbuhan
Cara 1. Dengan empon-empon
Bahan :
1. Jahe 1 kg
2. Lengkuas 1 kg
3. Kunyit 1 kg
4. Labu siam 1kg
Caranya :
Keempat bahan tersebut diparut lalu diperas dan disaring diambil airnya. Masukkan air saringan tersebut ke dalam botol atau tempat air lainnya untuk persedian sewaktu-waktu. Untuk pemakaian campurlah setiap satu liter air dengan 20 cc larutan fungisida tersebut.
Jika diperlukan untuk bahan perekat lain dan sekaligus sebagai protein bagi tanaman maka tambahkan 2 butir telur ayam untuk campuran fungisida alami.
Cara 2. Bunga kertas atau Bougenville
Bunga kertas atau bougenville dapat juga digunakan sebagai bahan pestisida alami.
Bahan :
1. Daun Bougenville 1 kg
2. Susu sapi 1 liter
Caranya :
Masukkan 1 kg daun bunga kertas taruhlah tong, masukkan air mendidih dan diamkan selama 24 jam. Tambahkan 1 liter air susu sapi rebus. Saringlah air larutan tersebut. Ramuan ini sudah siap dipakai sebagai pestisida alami dengan diencerkan 10 kali.
Hama dan penyakit yang dikendalikan adalah penyakit layu pada pisang dan lada, dan juga mengendalikan terjadinya penyakit pada tanaman.
Cara 3. Kenikir (marigold)
Kenikir selain daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, kenikir yang warna bunganya berlainan dapat digunakan sebagai bahan pestisida alami.
Bahan : 1 kg bunga kenikir (kenikir) bisa juga ditambahkan bahan-bahan lain.
Cara membuat :
Tempatkan 1 kg bunga kenikir dalam tempat bisa dari plastik atau gerabah. Tuangkan air mendidih sebanyak 10 liter dan diamkan selama 24 jam. Saringlah dan ambil airnya.
Cara penggunaan :
Air larutan tersebut disiramkan pada lahan tanaman yang terkena nematoda akar.
Cara 4. Daun Sirih dll.
Bahan :
1. Daun Sirih 6 genggam
2. Belerang ¼ kg
3. Labu Siam 2 kg
4. Jinten ¼ kg
Cara pembuatan : Labu siam diparut sampai halus dan kemudian diperam. Ambil airnya. Belerang, daun sirih, jinten, ditumbuk hingga halus. Campur ketiga bahan tersebut dalam air perasan labu siam. Aduklah hingga merata. Larutan tersebut kemudian didiamkan hingga 1 minggu.
Penggunaan : Campurlah larutan tersebut setiap 1 liter dengan 10 liter air dan semprotkan pada waktu matahari bersinar, atau setelah matahari terbenam.
Cara 5. Tembakau
Bahan :
Daun tembakau (sebaiknya limbahnya) 200 kg
Cara membuat :
Daun tembakau dihancurkan dengan mesin penghancur atau pisau menjadi serpihan kecil.
Aplikasi :
Benamkan 200 kg serpihan limbah daun tembakau per hektar lahan di sekitar perakaran tanaman atau dibenamkan bersama pupuk.
Cara 6. Biji Mimba
Bahan :
Haluskan biji atau daun mimba. Jika ada, penghalusan bahan tersebut dapat menggunakan blender. Bahan tersebut dicampurkan dalam 1 liter air dan ditambahkan 1 cc deterjen cair atau sabun colek. Larutan diendapkan semalam dan keesokan harinya disaring. Larutan yang sudah disaring siap digunakan.
Aplikasi :
Semprotkan larutan ke tanaman yang terserang penyakit. Apabila campuran daun atau biji mimba hendak diaplikasikan ke daerah perakaran maka campuran bahan tersebut tidak perlu disaring terlebih dahulu, tetapi langsung disiramkan ke daerah perakaran. Selain berperan sebagai pestisida nabati, bahan ini juga dapat berperan sebagai pupuk.
Cara 7. Daun Cengkih
(Ramuan untuk mengendalikan jamur Fusarium oxysporum penyebab penyakit busuk batang pada tanaman panili)
Bahan :
Daun cengkih 50-100 gr
Cara membuat :
Daun cengkih dihancurkan sampai berbentuk serbuk atau tepung.
Aplikasi :
Taburkan dan benamkan tepung daun sengkih ke dalam tanah di sekitar perakaran tanaman sebanyak 50-100 gr per tanaman.
- Mengatasi busuk batang dan layu pada tomat
Pembuatan
1. Cari daun bambu yang masih muda, ambil bersama pucuknya yang belum mekar
2. Cabut daun dan pucuk sebanyak dibutuhkan
3. Siapkan pula kunir dan bengle serta ember yang terbebas dari minyak dan garam
4. Lumatkan daun bambu
5. Kupas kunir dan bengle kemudian hancurkan
6. Rendamlah setiap 2 kg daun bambu dalam 10 liter air selama 6 jam atau lebih
7. Rendamlah ½ kg kunir dan ½ kg bengle masing-masing dalam 2 liter air
Penggunaan
Campurkan 4 liter larutan kunir-bengle dan 10 lt larutan daun bambu. Tambahkan 10-20 lt air. Siramkan langsung pada tanaman dan media tanahnya. Daun bambu rendamannya bagus digunakan sebagai kompos.
Pengendalian dengan Jamur Antagonis
Jamur antagonis dikembangkan sebagai sebuah teknik untuk menggusur jamur penyebab penyakit pada tanaman. Jamur ini punya kemampuan berkembang biak dan daya adaptasi yang lebih baik dibandingkan jamur pentebab penyakit. Ada beberapa jenis jamur antagonis yang sudah ditemukan, namun yang terbukti paling efektif dan mudah dikembangkan selama ini oleh petani adalah jenis Trichoderma sp, yaitu penggusur jamur penyebab busuk akar pada aneka tanaman.
Jamur Trichoderma
Pembiakan cara 1
Bahan :
1. Bekatul (dedak padi halus)
2. Biakan/inokulan jamur Trichoderma sp
Kenikir selain daunnya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, kenikir yang warna bunganya berlainan dapat digunakan sebagai bahan pestisida alami.
Bahan : 1 kg bunga kenikir (kenikir) bisa juga ditambahkan bahan-bahan lain.
Cara membuat :
Tempatkan 1 kg bunga kenikir dalam tempat bisa dari plastik atau gerabah. Tuangkan air mendidih sebanyak 10 liter dan diamkan selama 24 jam. Saringlah dan ambil airnya.
Cara penggunaan :
Air larutan tersebut disiramkan pada lahan tanaman yang terkena nematoda akar.
Cara 4. Daun Sirih dll.
Bahan :
1. Daun Sirih 6 genggam
2. Belerang ¼ kg
3. Labu Siam 2 kg
4. Jinten ¼ kg
Cara pembuatan : Labu siam diparut sampai halus dan kemudian diperam. Ambil airnya. Belerang, daun sirih, jinten, ditumbuk hingga halus. Campur ketiga bahan tersebut dalam air perasan labu siam. Aduklah hingga merata. Larutan tersebut kemudian didiamkan hingga 1 minggu.
Penggunaan : Campurlah larutan tersebut setiap 1 liter dengan 10 liter air dan semprotkan pada waktu matahari bersinar, atau setelah matahari terbenam.
Cara 5. Tembakau
Bahan :
Daun tembakau (sebaiknya limbahnya) 200 kg
Cara membuat :
Daun tembakau dihancurkan dengan mesin penghancur atau pisau menjadi serpihan kecil.
Aplikasi :
Benamkan 200 kg serpihan limbah daun tembakau per hektar lahan di sekitar perakaran tanaman atau dibenamkan bersama pupuk.
Cara 6. Biji Mimba
Bahan :
- Biji mimba 20 gr atau daun mimba 50 gr
- Deterjen atau sabun colek 1 gr
- Air 1 liter
Haluskan biji atau daun mimba. Jika ada, penghalusan bahan tersebut dapat menggunakan blender. Bahan tersebut dicampurkan dalam 1 liter air dan ditambahkan 1 cc deterjen cair atau sabun colek. Larutan diendapkan semalam dan keesokan harinya disaring. Larutan yang sudah disaring siap digunakan.
Aplikasi :
Semprotkan larutan ke tanaman yang terserang penyakit. Apabila campuran daun atau biji mimba hendak diaplikasikan ke daerah perakaran maka campuran bahan tersebut tidak perlu disaring terlebih dahulu, tetapi langsung disiramkan ke daerah perakaran. Selain berperan sebagai pestisida nabati, bahan ini juga dapat berperan sebagai pupuk.
Cara 7. Daun Cengkih
(Ramuan untuk mengendalikan jamur Fusarium oxysporum penyebab penyakit busuk batang pada tanaman panili)
Bahan :
Daun cengkih 50-100 gr
Cara membuat :
Daun cengkih dihancurkan sampai berbentuk serbuk atau tepung.
Aplikasi :
Taburkan dan benamkan tepung daun sengkih ke dalam tanah di sekitar perakaran tanaman sebanyak 50-100 gr per tanaman.
- Mengatasi busuk batang dan layu pada tomat
Pembuatan
1. Cari daun bambu yang masih muda, ambil bersama pucuknya yang belum mekar
2. Cabut daun dan pucuk sebanyak dibutuhkan
3. Siapkan pula kunir dan bengle serta ember yang terbebas dari minyak dan garam
4. Lumatkan daun bambu
5. Kupas kunir dan bengle kemudian hancurkan
6. Rendamlah setiap 2 kg daun bambu dalam 10 liter air selama 6 jam atau lebih
7. Rendamlah ½ kg kunir dan ½ kg bengle masing-masing dalam 2 liter air
Penggunaan
Campurkan 4 liter larutan kunir-bengle dan 10 lt larutan daun bambu. Tambahkan 10-20 lt air. Siramkan langsung pada tanaman dan media tanahnya. Daun bambu rendamannya bagus digunakan sebagai kompos.
Pengendalian dengan Jamur Antagonis
Jamur antagonis dikembangkan sebagai sebuah teknik untuk menggusur jamur penyebab penyakit pada tanaman. Jamur ini punya kemampuan berkembang biak dan daya adaptasi yang lebih baik dibandingkan jamur pentebab penyakit. Ada beberapa jenis jamur antagonis yang sudah ditemukan, namun yang terbukti paling efektif dan mudah dikembangkan selama ini oleh petani adalah jenis Trichoderma sp, yaitu penggusur jamur penyebab busuk akar pada aneka tanaman.
Jamur Trichoderma
Pembiakan cara 1
Bahan :
1. Bekatul (dedak padi halus)
2. Biakan/inokulan jamur Trichoderma sp
Alat :
1. Alat pengukus
2. Plastik
3. Tampah
Cara membuat :
1. Katul diperciki air sampai macak-macak/tidak basah betul/pero.
2. Kukus sampai matang.
3. Dinginkan dan di ler/diratakan pada tampah yang bersih setinggi 10 cm.
4. Inokulasikan biakan jamur kemudian tutup rapat dengan plastik.
5. Simpanlah ditempat terlindung sinar matahari pada suhu kamar
Pembiakan cara 2
Alat-Bahan yang dibutuhkan :
- Sekam atau bekatul
- Gula
- Soblok/kukusan
- Pemanas/kompor
- Kantong Plastik bening
Cara pembuatan :
Fungisida dan Bakterisida Organik Sederhana
Teh Kompos lawan Penyakit tanaman
Teh kompos atau air ekstrak kompos ternyata dapat dipakai untuk melindungi tanaman dari penyakit/ patogen daun. Juga sebagai inokulan guna memperbaiki dan meningkatkan mikroflora tanah. Penelitian di mancanegara menunjukkan, ekstrak kompos efektif mengendalikan penyakit tanaman. Antara lain Phytophora infestants di kentang dan tomat,Botrytis cinerea di stroberi, Fusarium oxysporum, plasmopara viticola (embun tepung) di anggur, dan Sphaerotheca fuliginea (embun tepung) di mentimun.
Komponen aktif dalam ekstrak kompos yang telah dikenali termasuk bakteri (Bacillus), kapang (Sporobolmyces, dan Cryptococcus), serta jamur. Juga bahan kimia bersifat antagonis seperti phenol dan asam amino. Melalui sterilisasi, dan penyaringan nonaktif, ditunjukkan kemanjuran ekstrak kompos karena peran organisme hidup yang ada dalam larutan itu.
- Sekam / bekatul dikukus sampai mendidih
- Kemudian angkat dan kering anginkan
- Setelah dingin masukkan ke dalam plastik dan berikan jamur Tricoderma bersama larutan gula 0,1 % dan simpan dalam suhu kamar.
- Tunggu selama 3 hari , kemudian lihat setelah 3 hari. Bilamana muncul benang-benang warna putih berarti pembuatan jadi
- Jamur Tricoderma yang sudah tua/jadi akan berwarna hijau kehitaman
Fungisida dan Bakterisida Organik Sederhana
- Siapkan daun Rondo Noleh, daun Mindi, daun Suren, daun Tikusan, daun Klereside, daun dan batang Blekokan, kliko Semboja, kliko Pule, buah Bawangan, daun Kinang masing-masing sebanyak 1 kg kemudian ditumbuk halus dan dicampur air 5 liter
- Siapkan Jahe, Laos, Kunir masing-masing 1 kg kemudian ditumbuk halus dan dicampur air 2 liter
- Campurkan larutan nomor 1 dan nomor 2 tersebut kemudian diperas dan disaring
- Gunakan dengan dosis 2 sendok makan larutan dalam1 liter air kemudian disemprotkan pada bagian tanaman terserang.
- Catatan : cocok untuk mengatasi aneka mikroorganisme pengganggu tanaman (jamur-bakteri)
Teh Kompos lawan Penyakit tanaman
Teh kompos atau air ekstrak kompos ternyata dapat dipakai untuk melindungi tanaman dari penyakit/ patogen daun. Juga sebagai inokulan guna memperbaiki dan meningkatkan mikroflora tanah. Penelitian di mancanegara menunjukkan, ekstrak kompos efektif mengendalikan penyakit tanaman. Antara lain Phytophora infestants di kentang dan tomat,Botrytis cinerea di stroberi, Fusarium oxysporum, plasmopara viticola (embun tepung) di anggur, dan Sphaerotheca fuliginea (embun tepung) di mentimun.
Komponen aktif dalam ekstrak kompos yang telah dikenali termasuk bakteri (Bacillus), kapang (Sporobolmyces, dan Cryptococcus), serta jamur. Juga bahan kimia bersifat antagonis seperti phenol dan asam amino. Melalui sterilisasi, dan penyaringan nonaktif, ditunjukkan kemanjuran ekstrak kompos karena peran organisme hidup yang ada dalam larutan itu.
Pembuatannya sangat mudah. Kompos cukup direndam dalam air bersih. Perbandingan kompos dengan air adalah 1 : 5 hingga 1 : 8 (volume/volume). Setelah diaduk merata, air rendaman didiamkan hingga terjadi fermentasi. Suhu yang diperlukan sekitar 15oC-20oC. lamanya waktu ekstrasi dianjurkan antara 2 minggu hingga 21 hari. Namun, biasanya cukup selama 3 hingga 7 hari. Setelah waktu ekstraksi tercapai, campuran air dan kompos tadi disaring. Tujuannya memisahkan larutan dengan kompos padat. Larutan hasil saringan inilah yang digunakan menyirami daun tanaman.